Mengubah Sampah Jadi Manfaat: Edukasi Biopori dalam Pot untuk Guru SD N Sawah
Operator Desa 05 Agustus 2025 21:16:02 WIB
Krambilsawit, Gunungkidul - Sampah organik banyak menjadi masalah yang seringkali dianggap sepele, padahal jika tidak dikelola dengan benar dapat menjadi sumber bau, saarng penyakit, hingga mencemari lingkungan sekitar. Menyadari tentang pentingnya edukasi sejak dini, kelompok mahasiswa KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2025 mengadakan kegiatan sosialisasi dan demonstrasi “Kegiatan Edukasi Penanaman Pohon yang Tepat serta Pembuatan Lubang Biopori Tanaman” di SD N Sawah sebagai upaya sederhana namun berdampak nyata untuk mengelola sampah organik menjadi manfaat.
Kegiatan edukasi ini diikuti oleh sejumlah guru di SD N Sawah pada Selasa (5/8), bertempat di dalam ruangan kelas. Dipandu oleh tim mahasiswa yang berasal dari program studi D4 Pengelolaan Hutan Sekolah Vokasi, sosialisasi dan demonstrasi ini tidak hanya membahas pentingnya pengelolaan sampah, tetapi juga langsung dipraktikkan demonstrasi pembuatan media biopori sederhana menggunakan pot bekas.
“Lubang biopori lebih ramah lingkungan karena dapat diisi dengan sampah organik seperti sisa sayuran, kulit buah, daun-daunan, dan sisa makanan non-hewani. Sampah organik ini akan terurai secara alami di dalam lubang dan menghasilkan kompos berupa pupuk alami yang dapat menyuburkan tanah disekitarnya.” jelas Annastasya, mahasiswa KKN yang memberikan materi terkait lubang biopori. Polybag yang digunakan sebagai media tanam vertikal kemudian ditanam lagi botol plastik yang sudah dilubangi untuk kemudian diisi sampah seperti sisa sayur, daun kering, dan kulit buah. Selanjutnya, ketika sudah waktunya disiram, maka, bagian yang disiram adalah bagian lubang biopori yang sudah diisi tadi.
Para guru menyambut baik kegiatan ini karena mudah dipraktikkan dan metode ini juga sangat cocok diterapkan di lingkungan sekolah dasar. Pelatihan berlangsung sangat interaktif karena guru-guru juga memberikan banyak pertanyaan yang semakin menambah informasi baru seperti lubang biopori itu dapat diterapkan pada segala macam tumbuhan, dan lubang biopori dapat diisi oleh berbagai sampah organik yang dapat membusuk secara alami.
Kegiatan ditutup dengan pembagian leaflet yang berisi cara menanam pohon yang tepat ke setiap guru yang menghadiri sosialisasi tersebut. Selain itu, diserahkannya juga bibit pohon sirsak kepada SD N Sawah dengan harapan sosialisasi ini dapat membentuk kebiasaan kecil yang berdampak besar. Melalui kegiatan ini, kesadaran upaya pengelolaan sampah salah satunya dengan membuat lubang biopori dapat tumbuh tidak hanya di kalangan guru dan siswa, tetapi juga merambat ke keluarga dan warga sekitar. Dengan pendekatan sederhana seperti lubang biopori dalam pot, langkah kecil menuju lingkungan bersih dan berkelanjutan bukan lagi impian.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Statistik Kunjungan
Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
- Pantai Ngedan
- Mengubah Sampah Jadi Manfaat: Edukasi Biopori dalam Pot untuk Guru SD N Sawah
- Berdaya Bersama KKN-PPM UGM: Inovasi Pertanian dan Pemasaran di Desa Krambilsawit
- Melampaui Peran Ganda: Ketangguhan Perempuan Desa Krambilsawit dalam Keseharian yang Tak Terlihat
- Penerimaan Honor Kader
- Publikasi APBKal Kalurahan Genjahan Tahun Anggaran 2025 dan LPJ APBKal Tahun Anggaran 2024
- PERKAL KRAMBILSAWIT NOMOR 1 TAHUN 2025 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN APBKAL 2024